Disleksia bukanlah sebuah penyakit melainkan gangguan kesulitan belajar yang disebabkan adanya gangguan neurobiologis yang berkaitan dengan proses membaca. Anak yang terlahir dengan gangguan saraf ini biasanya ditandai dengan:
1. Sulit berkonsentrasi
2. Daya ingat rendah, terutama mengingat angka, huruf, dan warna
3. Terlambat bicara
4. Kesulitan dalam pengucapan atau artikulasi ketika bicara
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan disleksia karena kondisi ini bukanlah penyakit melainkan adanya gangguan di sistem saraf.
Gangguan disleksia bersifat genetik sehingga bisa menurun dari generasi ke generasi. Untuk mengatasi anak yang mengalami disleksia diperlukan kerjasama antara orangtua, dokter, guru, psikolog, dan para ahli lainnya.
Bagi orang yang kurang mengerti tentang disleksia selalu menganggap anak yang mengalami gangguan ini sebagai anak yang malas, bodoh, bahkan pembuat onar.
Untuk mengetahui apakah anak Anda mengalami disleksia atau tidak, sebaiknya lakukan pemeriksaan pada anak dari berbagai aspek yakni bahasa, membaca, berbicara, serta lakukan evaluasi pendengaran. Evaluasi terhadap kondisi psikis anak pun harus dilakukan.
dr. Alan Goni menjelaskan bahwa gangguan disleksia bisa ditangani dengan melakukan permainan kata-kata dengan menggabungkan aspek suara lalu anak harus menuliskan bunyi suara tersebut, atau bisa juga dengan melakukan interaksi dengan komputer.
Seseorang yang mengalami gangguan disleksia biasanya memiliki keunggulan lainnya. Seperti yang dialami oleh Albert Einstein dan Tom Cruise yang memiliki gangguan disleksia namun memiliki keunggulan tersendiri di atas rata-rata.
Dari berbagai sumber